SYNOPSIST film ‘’pengALAMan’’
“Am”
Indahnya alam yang diberikan tuhan
yang maha esa sungguh tiada kata yang dapat melukiskannya. Lala memiliki hoby
yang cukup beda diantara gadis seusianya. Lala menyukai alam, dia senang sekali
mengunjungi daerah-daerah yang sejuk apalagi jika ada wahana air, alangkah
girangnya sampai-sampai begitu antusias. tomi, raka, bimo, serta kawan-kawan
lainnya sama gilanya dengan lala yang tergila-gila jika mengunjungi air terjun,
cilembeur menjadi tujuan mereka..peralatan-peralatan yang dibawa cukup tidak
berlabihan maklum sekelompok anak-anak ini terbilang enggak mau ribet dan
pusing dengan bawaannya.
Ketika sampai disana lala beserta
gerombolan sangat antusias, tomi yang terlalu bersemangat sampai terpeleset.
Cilembeur yang indah memuaskan hasrat mereka, mata mereka dimanjakan dengan
alam sekitar.
“la, aku jadi pengen nginep
disini?!lagi pula sekarang udah sore. Rayu tomi.
“ideeeeee bagus!!!!! Teriak
lala.”setuju ga?! Seru lala.”SETUJU”!!!!!!!
Mereka pun memutuskan bermalam di curug
cilembeur, berharap keesokan harinya menyaksikan pemandangan pagi yang pastinya
indah tiada tara. Walau udara dingin seakan menusuk tulang tak mengurangi rasa
antusias mereka.
Mandi pagi merasakan air yang segar
pun tak begitu saja dilewati mereka, sekedar cuci muka membangunkan mata dari
kantuknya tidur semalam. Raka dan bimo berkeliling-keliling, ketika itu mereka
tak sengaja melihat penangkaran kupu-kupu yang ternyata dikelola oleh pihak
curug cilembeur tersebut. Betapa terkagum-kagumnya mereka, namun teriakan
mereka menarik teman-teman yang lain untuk melihat. Selagi mereka memandangi berbagai
macam kupu-kupu disana, ada sedikit kekecewaan, ada salah seorang pengunjung
yang berusaha membeli dan menjadikannya cendramata yang sebelumnya telah mereka
berikan pengawet pada kupu-kupu yang ada di tangan mereka, sangat disayangkan
ada seseorang yang melakukan tindakan tersebut, bimo yang perlahan-lahan
mendekati bapak yang sedang berusaha mendekati salah seorang pekerja. Kaget
bukan kepalang bimo dan yang lainnya mendengar pengakuan bapak itu.
Disisi lain, lala yang sedang asik
menikmati rindangnya pepohonan yang menjulang tinggi, membuat lala dan
kawan-kawan tak henti-hentinya menyerukan kata “WAHHHHH!!!!!”,, andai bisa
terpelihara sampai lama senang rasanya anak cucu kita nanti dapat merasakan hal
yang sama (tua deh si lala,,hhehe). Ddddddrrrrrrrr….. suara bising bergrendel
terdengar sedikit menggangu heningnya
suasana pagi, rasa penasaran pun menarik lala dan kawan-kawan, terlihat seorang
pemuda yang tengah bersiap-siap melakukan tindakan yang dapat merusak pepohonan
sekitar, penebangan lagi-lagi, mengapa mesti di temukan didaerah seperti ini,
apa tidak terpikirkan betapa sayangnya bila pohon-pohon yang telah berumur
ratusan tahun itu di tebang, bagaimana dengan keadaan bumi yang semakin tak aman
ini. Mereka mendekati lelaki muda itu,dengan rasa menggebu-gebu ingin rasanya
meneriakan “HEEEIII,,BERHENTIIII!!!”. Ujo yang melihat tindakan lelaki itu
kesal dibuatnya, mereka menegur perbuatan yang telah dilakukan pemuda
itu.,kaget spontan pemuda itu karena tepukan tangan ujo di punggungnya. Pemuda
itu mengatakan alasan ia melakukan tindakan yng sangat merugikan banyak pihak,
hasil penebangan itu dapat mendatangkan uang untuknya, batang–batang pohon
banyak dimanfaatkan untuk banyak hal misalnya saja sebagai penyanggah rumahnya,
dan terkadang dijadikan barang kesenian. Itu namanya mementingkan diri sendiri
tanpa mengendepankan kepentingan banyak pihak serta kerugian yang ditimbulkan.
Perbincangan dilalui lala cukup tegang, rasa degdegan sempat menyelimuti hati
anak-anak itu, namanya juga dearah orang, tapi kan demi menjaga apa yang tuhan
berikan untuk kita sudah sepatutnya kita melestarikannya bukan.
Di persimpangan jalan lala dan
kawan-kawan berpapasan dengan raka dan bimo yang baru saja melihat penangkaran
kupu-kupu dan tak sabar menceritakan apa yang mereka baru saja saksikan begitu
juga dengan lala dan kawan-kawan, mereka saling menggebu-gebu menceritakannya
lebih dulu.
Sambil jalan mereka melintasi area
jembatan gantung yang menyajikan keindahan lingkungan curug cilembeur dari
banyak sisi. Langkah mereka tiba-tiba terhenti dikejutkan oleh salah seorang
pengunjung yang sedang asik mengukir namanya. Spontan tomi menanyakan apa yang
mereka lakukan,, dan apa alasan mereka sungguh disayangkan mereka berkata “untuk menjadi kenang-kenangan, menandakan
keberadaan kami saat ini di curug cilembeur,tanggal serta tahun tak luput kami
bubuhkan”. Jelas mereka.
YAAA…TUHAN..kenapa harus seperti ini, apa gunanya camera di zaman ini, jika
masih saja merusak bagian wisata alam ini.
Lala, tomi, raka, bimo, serta
kawan-kawan, berkumpul mereka berencana membuat papan-papan larangan, tentunya
dibicarakan terlebih dahulu dengan pengelola. Apa yang mereka lihat, apa yang
mereka inginkan, apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka buat tentunya
semata-mata hanya untuk kepuasan bukan hanya untuk mereka tapi orang lain
tentunya kelestarian curug cilembeur sendiri, agar terlihat semakin bagus dan
para wiasatan tertarik akan keindahan yang ditawarkan di curug cilembeur. Dari
hal yang kecil ternyata bernilai amat penting, peringatan-peringatan akan
peraturan-peraturan yang diberlakukan menjadi hal yang amat penting. Sehingga
orang-orang yang mengunjungi cilembeur lebih dapat merasakan kenyaman.
Disediakan rumah gubuk untuk penginapan pun telah disediakan, para pedagang
dengan berbagai jajanan khas juga berjajar.
Lala dan kawan-kawan merasakan hal
yang beda dalam perjalanan kali ini, kami bangga dapat sedikit bantu menjaga
wisata alam yang seharusnya memang kita lestarikan dan kita bantu pengelola
wisata supaya dapat menyajikan tempat yang lebih baik, bukan hanya itu kami bangga
walau dengan hal kecil setidaknya kami sudah mengurangi globalwarming. Kami
hanya berharap semoga tak ada lagi tindakan-tindakan yang dapat merusak
tempat-tempat wisata khususnya wisata alam. Sadar lingkungan mendatangkan
keuntungan yang luar biasa selain hidup menjadi lebih sehat, sadar lingkungan
menimbulkan kecintaan kita akan tempat wisata di Negara kita ini, tentunya
dapat membantu devisa Negara, heheheh “seru lala”.
The end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar